Klarifikasi :D
4/29/2010 | Author: Ririe
Wow! Gak nyangka lho banyak yang tanggapin puisi Untukmu yang di posting beberapa hari lalu. Terima kasih ya teman-teman, yang telah menyediakan waktu berharganya untuk membaca sebuah karya yang terbentuk secara spontan itu (Ahaha). Terutama untuk kalian yang udah menyempatkan diri meninggalkan sebuah komentar. Hehehe.

Hmm, postingan ini khusus menanggapi berbagai komentar yang udah masuk. Untuk menghindari segala bentuk kesalahpahaman (Ahaha. Gayanya! Kayak artis aja. Wkwkwkwk).

Setiap orang yang membaca puisi, punya kebebasan untuk menginterpretasikannya, memang. Namun kali ini, harus ada yang diluruskan. Ahaha.

Puisi Untukmu, bukanlah sebuah puisi penuh romantisme seperti yang terlihat. Tapi lebih kepada suasana hati dikarenakan perpisahan yang memaksa di ujung tahun ajaran, seperti saat ini. Karena dari hati yang terdalam mungkin terlihat begitu ya? (Ahahaha. Ririe kambuh!). intinya, gak ada yang aneh-aneh.

Tapi sejauh ini nggak ada masalah. Apapun yang termaknai oleh para pembaca, semoga kalian menikmatinya.
Thank’s for read :D
Pengumuman UN 2010 (26/04)
4/26/2010 | Author: Ririe
ALHAMDULILLAH
LULUS!!

Akhirnya perjuangan selama 3 tahun belakangan ini tidak sia-sia. Kami lulus seratus persen. Wow! Ini pencapaian yang luar biasa. Sama-sama tersiksa saat harus belajar ekstra untuk UN dan akhirnya sama-sama tersenyum dengan semua hasil ini. Terima kasih yang luar biasa kepada guru-guru kami. Yang senantiasa membimbing dan mendidik kami dengan baik dan tabah. Yang telah sukses mengantarkan kami ke depan gerbang perkuliahan. Ahaha. Aku bangga bisa menjadi salah satu murid dari guru-guruku tercinta. Apa yang telah beliau dedikasikan kepada kami selama 3 tahun terakhir ini, adalah hadiah yang luar biasa.

Semua ini tak kan terlepas dari kerja keras guru-guru SD dan SMP kami, dan juga orang tua. Luv u. Bukankah ini adalah anugerah yang indah? Jangan katakan tidak! Betapa pun tidak sadarnya kalian bahwa ini adalah anugerah, ini tetaplah sebuah anugerah.

Namun di balik kebahagiaan ini, teman. Aku turut berduka untuk seluruh siswa yang belum seberuntung kami. Yang masih harus berjuang untuk memperoleh predikat lulus SMA. Percayalah! Kalian dapat menghadapinya. Karena hanya orang-orang terpilih-Nya lah yang diberikan sebuah ujian yang luar biasa. Karena Dia yakin, hanya kalian yang bisa melewatinya. Berjuang, teman! Jalan masih panjang, dan ini belum akhir dari segalanya. Mudah memang mengucapkannya, tapi itulah seni hidup.

Hmm, bicara soal UN, aku berada dalam pihak yang menolak adanya UN. Banyak alasan yang menyebabkan aku melakukannya.
1.UN yang hanya berlangsung beberapa hari tidak bisa dijadikan patokan kelulusan siswa yang telah berjuang selama 3 tahun. Mungkin saat mengerjakan UN, ada yang kurang sehat, atau sedang mengalami musibah, pikiran yang tidak fresh karena sebelumnya diforsir dengan berbagai tryout, dan masih banyak kemungkinan lainnya.

2.Standar pendidikan setiap pelosok Indonesia tidaklah merata. Lalu bagaimana pemerintah bisa menetapkan standar soal dan nilai ujian dengan standar yang sama di seluruh Indonesia? Sedangkan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya dalam satu kota, sudah berbeda banyak materi.

3.Pelajaran UN yang hanya mencakup dalam kisi-kisi tertentu, menyebabkan siswa belajar hanya untuk nilai kelulusan saja. Ini bagus karena tidak memberatkan siswa, tapi di lain sisi, ini menyebabkan siswa kewalahan dalam belajar untuk mengejar materi masuk perguruan tinggi. Hasilnya, bimbel dimana-mana. Bukankah ini menjadi suatu pemborosan?

4.Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan UN, sangatlah besar. Coba diberikan kepada masyarakat yang tempat tinggalnya dengan mudahnya digusur, sepertinya akan menjadi lebih bermanfaat.

5.Banyaknya siswa-siswa cerdas dan yang berprestasi, karena suatu kesalahan tidak memperoleh kelulusan. Tragis!

6.UN juga menyebabkan semakin bobroknya bangsa Indonesia. Ketidakpercayaan diri siswa, mengundang ketidakjujuran dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Inikah yang kita harapkan?

Tidak ada salahnya jika UN tetap dijalankan, tapi bukan sebagai patokan kelulusan. Kelulusan tetap ditentukan oleh sekolah (dengan jujur dan adil tentunya), dan pemerintah mengawasi kegiatannya. Yang jelas, perlu adanya kerjasama yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat. Dan juga uang rakyat, bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih baik lagi, bukan?

Ini hanya sekedar menyampaikan sedikit suara hati siswa-siswa yang menolak dengan sistem UN seperti ini. Tapi apapun itu, ada atau tidaknya UN, kita bisa, insya Allah.
Sekali lagi,

Selamat untuk kesuksesannya, teman-teman.
Yeaaaa!! LULUS!!
Untukmu
4/19/2010 | Author: Ririe
Dulu hanya menatap
Sekarang kita berteman
Besok, kau pergi ntah kemana

Bukankah kita pernah berjanji bersama?
Mencapai mimpi itu
Untuk saling menguatkan dalam cahaya dan gelap

Tapi keputusanku di sini
Dan kau di sana
Ku kira,
Walau berbeda kapal
Kita akan menempuh satu lautan yang sama
Utuh!

Layaknya mungkin ini berbeda
Kau pilih sebuah samudera
Dan aku pun pilih sebuah samudera
Dalam kapal yang berbeda,
Akankah kita bertemu lagi, utuh?

Kembali bersama dalam satu titik temu
Di putaran bumi ini
Bumi yang bulat