Kenapa Harus Dia
11/21/2008 | Author: Ririe
Tony teman lelaki di sekolahku yang sangat keren. Ia menjadi idola cewek-cewek di sana. Tapi karena ketenarannya, ia sangat suka gonta ganti cewek seenaknya. Seandainya saja ia tahu bahwa aku adalah salah satu penggemarnya. Oh…. Lupakan saja, mana mungkin ia suka dengan gadis sepertiku. Walau menurutku, aku tak begitu buruk untuk di katakan seorang wanita.
Saat itu sepulang sekolah, ia mengembalikan catatan ekonomiku yang dipinjamnya 3 hari yang lalu. Saat aku membuka catatan tersebut ada sesuatu yang menjanggal, di dalamnya terdapat surat yang berisi kurang lebih seperti ini “Putri terima kasih atas pinjamannya, kau sangat baik telah mengizinkan aku untuk meminjam bukumu. Aku sangat menyukai catatanmu, rapi dan bersih. Sekali lagi terima kasih.”
Aku tak mengerti mengapa ia berterima kasih melalui surat padaku, padahal jika ia mau ia bisa berterima kasih secara langsung padaku. Tapi masalah itu takku ambil pusing, Karena Cuma bikin pikiran di kepala. Benerkan???????????
“Putri, nanti kutunggu di depan gerbang ya? Kita pulang bareng, soalnya aku gak ada teman ngobrol di jalan. Daaaagh!”katanya memaksa ketika aku lagi asyik melamun. Ia melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkanku.
“Tapi…….” Ah, terlambat. Ia telah jauh pergi meninggalkan kelasku. Dan yang pasti sekarang aku ga’ bisa lagi menolak ajakannya.
Aku hanya tertegun tak mengerti dan kembali ke tempat dudukku. Tapi jika boleh jujur, aku sangat bangga dengan ajakannya. Karena tak semua cewek di sekolah itu yang dapat pulang dan ngobrol bareng Tony. Beberapa saat kemudian bel pulang berbunyi. Dan di depan gerbang, aku telah melihat Tony menungguku dan memamerkan senyum manisnya. Senyumannya itulah yang membuat cewek-cewek di sekolah mabuk kepayang. Ga’ usah dibahas! Aku memang satu sekolah dengan Tony, tapi berbeda kelas dengannya.
“Sudah lama menunggu?”Tanyaku padanya yang dari tadi telah menunggu kedatanganku.
“ga’ kok, ayo pulang! Aku lapar banget nih.”katanya sembari menarikku keluar gerbang. Dan itu membuat mata cewek-cewek di sekolah itu kelilipan. Ya….. gimana ga’, kalo yang narik aku itu seleb di sekolah tersebut.
Padahal tak ada angin dan tak hujan, tapi ia menjadi sangat terbuka padaku. Ia menceritakan masalahnya kepadaku. Ia baru saja putus dengan seorang cewek, karena dilarang oleh orang tua cewek tersebut untuk berpacaran dengannya. Ga’ tahu sih kenapa? Soalnya dia cerita ga’ rinci sih. Artinya yang penting-penting aja.
“Tapi Put, aku masih punya cadangan cewek lho!”katanya dengan ringan.
“Kau masih mau menjatuhkan korban?”tanyaku sedikit marah. Bagaimana tidak, bila ia meremehkan seorang cewek.
“Sentimentil amat sih. Aku kan cuma berusaha, mana tahu bisa dapat penggantinya.”jawabnya membela diri.
Aku menjadi sangat penasaran dan mencoba bertanya padanya,”Siapa lagi sih korban kamu Ton?”
“Ada dech, mau tahu aja!”dia berkata sambil menutup sebelah matanya.
Dua hari setelah kejadian itu, setiba di sekolah aku mendapat kabar, bahwa Tony pacaran dengan teman sekelasku. Namanya Ega, dan anaknya lumayan cantik. Walaupun sulit aku pahami, bagaimana mungkin dalam dua hari ia bisa menggaet cewek baru yang manis.
“Aku dapat mangsa lagi Put.”katanya pamer.
Aku iri dengan Ega yang bisa mendapatkan Tony dengan mudah. Dan setiap malam aku selalu memimpikan itu terjadi padaku, tetapi kenapa dia tak pernah memilihku sebagai pengganti pacarnya? Apa ia tak menyukaiku atau hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja.
Beberapa bulan kemudian, kurasa ia mulai bosan dengan Ega. Dan ia mencoba merayuku atau lebih tepat memintaku menjadi pacarnya, setelah ia putus dengan Ega. Tapi setelah kupikir-pikir, aku menolaknya. Walau telah lama aku menginginkan kejadian ini, tapi aku tak ingin menjadi korban PLAYBOY Tony selanjutnya. Dan tak kupungkiri jika sampai saat ini aku tetap menyukainya.
Entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu. Aku hanya merasa Tony mempermainkan aku. Karena aku tak pernah percaya bila orang secakep dia, punya selera cewek kayak aku. Ga’ bangetkan??????????? Satu hal lagi, aku adalah orang yang sangat sensitif dengan perasaan, aku takut kalo aku hanya mnangis setiap malam setelah mengetahui Tony mempermainkan aku
Karena gagal mendapatkan apa yang diinginkannya, ia tetap bertahan menjalin hubungan khusus dengan Ega sampai tamat SMA. Itu membuat pikiranku mengenainya semakin kuat. Dan kini ia meneruskan sekolahnya di Australia. Dan aku meneruskan sekolahku di Jakarta, Universitas Indonesia. Aku menyesal telah menolaknya dulu, karena kini aku takkan pernah bertemu dengannya lagi. Tapi sampai sekarang aku tetap menyukainya dan meninggalkan rasa sesal yang luar biasa. Karena sebelum ia ke Australia, ia memberikan aku sepucuk surat yang akan selalu kusimpan. Berbunyi:
Putri kau sangat indah menawan, pintar dan hatimu sangat tulus. Walaupun kau menolakku, aku akan tetap menyimpan dan mengenang kisah kita. Aku melanjutkan hubunganku dengan Ega hanya untuk menutupi rasa sedihku. Terima kasih atas segalanya, mungkin kita takkan pernah bertemu lagi, karena aku akan menjadi warga negara Australia. Kau adalah wanita pertama yang membuatku mengerti kasih sayang. Aku sangat menyayangimu.

SALAM SAYANG
TONY
|
This entry was posted on 11/21/2008 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 comments:

On 25/11/08 , Ririe mengatakan...

Test Komentar

 
On 25/11/08 , Ririe mengatakan...

Agak susah juga bikin post komentar ini ya

 
On 30/11/08 , Anonim mengatakan...

Banyakin Dong posting nya....kita nunggu lho