Chain of Love
11/21/2008 | Author: Ririe
Ha…ha..ha…, tawa canda geng ini selalu terdengar paling riuh di kelas. Hingga guru-guru pun tak dapat mencegah sifat usil dari empat sekawanan ini, yang terdiri dari dua pasang manusia. Dan wajar jika mereka sering di tegur oleh guru-guru yang sedang mengajar.
“Andi, Leri, Ria, Krila, kenapa dari tadi kalian hanya tertawa. Ini bukan pelajaran yang gampang. Karena itu kalian harus sangat memperhatikan apa yang ibu ucapkan.”bentak salah seorang guru kepada mereka berempat. “Kalian ibu beri hukuman tidak boleh mengikuti pelajaran ibu hari ini.”cetus guru fisika tersebut yang mengaku bernama Bu Riska. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun mereka berempat berbareng pergi keluar kelas. Sebelum menutup pintu Leri berkata, “Terima kasih telah mengizinkan kami ke kantin bu.” Dan tawa mereka meledak.
Setibanya di kantin, “Eh, lo tahukan kalo gw paling benci yang namanya fisika, jangan harap bisa masuk ke otak dech tu pelajaran. Seratus kali pun gw belajar tetap ga’ ada hasilnya dech.”ujar Krila sambil memasukkan sesendok nasi goreng yang di pesennya di kantin.
“Kalo lo sih semua pelajaran mana ada yang ngerti. Lagak lo aja tu yang banyak.”sambung Leri nyindir. “enak ngomong lo, gini-gini gue juara umum matem tambah-tambah dan pengurangan lawan anak kelas 1 SD lo.” Jawab anak kelas 2 SMA yang memiliki rambut hitam ini. Dan mereka tertawa dengan riuhnya .
“Udah deh, lo berdua ribut banget! Ganggu gue makan aja.” Sela Andi yang doyan makan ini, tapi ga’ pernah gemuk-gemuk.
Entah jimat apa yang mereka berempat gunakan. Karena walau sebandel apapun mereka, tetep aja jadi idola di tuh sekolah. Tapi emang sih geng ini anggotanya cakep and cuantik-cuantik. Mereka memiliki kemampuan berpikir yang sama, karena itu sejak SMP mereka selalu satu kelas. Dan wajar mereka saling mengenal satu sama lain.
Ini adalah ciri-ciri mereka: Ria seorang gadis tomboy yang memiliki rambut ikal yang pirang dan memiliki mata sipit. Krila cewek tomboy yang berkulit putih, memiliki rambut hitam panjang .
Sedangkan dua cowok ini sangat mirip, tinggi, tegar, macho, keren, dan banyak banget sifat yang membuat mereka dipilih jadi idola para cewek dan cowok. Dan yang paling harus diketahui bahwa mereka berempat adalah pemain basket, hingga wajar kalo mereka tinggi abis.
“Eh, japang! Lo ntar latihan basket ga’ sepulang sekolah?”Tanya Andi kepada cewek bermata sipit ini yang sering dipanggil oleh kawan se-geng nya itu dengan sebutan Japang alias Jepang. Karena itu pula ia sering menggunakan bahasa Jepang yang dikuasainya dari novel yang pernah dibacanya.
“Gomennasai (maaf), gw ada acara jadi ga’ bisa latihan untuk hari ini. Soalnya kalo nolak permintaan nyokap gw itu, uang saku gw bisa dipotong.”jawabnya dengan sedikit menyesal.
“Emang lo ada acara apa? Nyampe kurang uang saku segala.”bales Krila penaseran. “Ye..,lo sewot amat. Obasan (tante) gw nikah tau.” Jelasnya dengan bahasa campuran. Karena Ria sering make bahasa Jepang, otomatis kawan-kawan tuh anak harus menguasai apa yang ia bilang. Dan akhirnya, yang latihan basket Cuma mereka bertiga. Dan di sini mulailah “CHAIN OF LOVE”.
Aw……! Krila mengerang kesakitan ketika Leri merebut bola, ia tersandung dan……..dalam sekejap mata tubuh Leri telah berada tepat di atas tubuh Krila yang ditahan dengan kedua tangannya. Entah mengapa, wajah Leri kelihatan merah seperti tomat matang. Leri berdiri dan disusul oleh Krila yang dibantu berdiri oleh Andi. “Sorry la, gw ga’ sengaja. Gw tadi terlalu semangat sih, jadi ya gini. Gomennasai!”pinta Leri dengan menggunakan bahasa andalan Japang. Dan tentu Krila memaafkannya.
Esoknya, Krila curhat mengenai kejadian tersebut ke Ria. “Duh, Ri! Gimana dong, di deket Andi lagi. gue kan malu dengan Andi.”ucapnya resah. “Gw mau kalo Andi yang jadi Leri kemaren, pasti deh ga’ bakalan gw lupain tuh kejadian.”sambungnya dengan semangat berapi-api.
Dan dalam 2 minggu ini, antara cowok dan cewek dalam geng mereka seperti memiliki rahasia tersembunyi. And ini membuat Ria angkat bicara, “Kok perasaan gw, kita jadi ga’ fair dan saling menyembunyikan sesuatu deh. Gue ga’ suka kalo kita satu sama lain main secret-secret an segala.”cetus Ria yang terkenal paling sewot antara mereka berempat.
Belum sempat berkompromi, mereka telah dikelilingi oleh murid-murid yang sangat nge-fans sama mereka berempat. Ria yang lagi bad mood saat itu langsung bicara dengan nada sedikit berteriak. “Mossi-mossi (halo), gw lagi musyawarah ni! Jadi mohon jangan deket-deket ato gw lapor ke BK lo semua. Kayak ga’ ada kerjaan lain aja.”ujarnya cetus sambil memelototi cowok-cowok yang berada di sekitarnya, dan yang lain pun ikut menyingkir.
“Gimana kalo udah selesai latihan basket sore ini kita bahas. Gw juga lagi bad mood nih.”kata Krila yang menatap Ria. Keduanya pergi sembari meninggalkan 2 cowok yang pasang muka super bingung.
“apa sebaeknya kita jujur aja.”Tanya Leri dengan nada bingung.
“kayaknya sih gitu. Gimana kalo kita nyatain perasaan ke mereka waktu jam istirahat ke-2 dan menunggu jawabnya saat latihan basket, OK!”jawab Andi yang dibalas acungan jempol oleh Leri.
Dan bel masuk bunyi, menandakan saat ini mereka terancam. Karena setelah ini adalah pelajaran fisika dengan sensei (guru) Riska yang super killer. Seperti biasa, mereka di tendang keluar oleh sensei Riska akibat tidak memperhatikan pelajaran yang ia terangkan. Tapi ini membuat rencana Leri dan Andi dipercepat. Andi menyeret Ria ke suatu tempat yang tidak ada siapa-siapa (jangan ngeres ya!). Dan Leri menyeret Krila ke belakang kantin sekolah.
“ada apa Ler? Punya masalah, kok kita pada di pisah begini?”Tanya Krila tanpa basa-basi dan langsung tepat sasaran.
“gw..gw.. suka sama lo La. Gw ga’ maksa lo kok. Tapi tolong jawab secepatnya dan paling lambat setelah latihan basket.”ucapnya gugup n tanpa basa-basi.
“lo serius? Kalo gitu gw bakal pikir masak-masak dulu deh.”jawab Krila ragu.
Dan beralih ke Andi yang mencoba beradaptasi dengan Ria. Walau sedikit ragu, ia memberanikan diri setelah Ria bertanya, “ohayo gozaimasu? (hai,apa kabar?). kenapa muka lo merah Ndi?” Tanyanya.
“watashi wa ai siteru (aku cinta padamu).”akunya, “gomennasai,tapi gw ga’ bisa nyembunyiin perasaan ini terus ke elo.”
“nani?(apa?). mossi-mossi, gw ga’ mimpi kan?”tanyanya kembali.
“ga’ kok. Tapi lo harus ngejawab sampe waktu latihan basket ntar. Pikir baek-baek ya. Gue cabut dulu. Gomenkudasai (permisi).”ia pergi meninggalkan Japang sendirian.
“La, gimana nih jadinya. Mana mungkin bisa terjadi, karena cinta kita berantai. Leri naksir elo, lo naksir Andi, Andi naksir gw, sedang gw pastinya kesemsem ama Leri. Oh, god! Gw ga’ percaya.”jelas Ria panjang lebar.
“ya jalan satu-satunya, kita harus ngejelasin ini semua ke mereka. Walaupun antara kita ga’ bakal ada yang dapatkan yang kita mau. Tapi apa kita semua bisa terima kalo cinta kita masing-masing bertepuk sebelah tangan?”balas Krila dengan memberikan tatapan serius ke arah Ria.
“ya mo gimana lagi, walau gue ngaku kalo gue kecewa banget. And berarti kita harus kembali kayak dulu, tertawa canda tanpa merasakan beban apapun. Dan itu lebih baik daripada kita diem-dieman kayak gini.”solusi Ria.
Leri dan Andi lagi nunggu tuh cewek yang bakal ngasih jawaban ke mereka masing-masing. Dan mereka memilih tempat yang sama, saat itu pula 2 cewek tersebut datang dengan melemparkan senyum kepada mereka berdua. Krila mutusin kalo Japang aja yang ngejelasin kepada Leri and Andi, karena tuh anak lebih pandai ngomong daripada Krila.
“Ler, Ndi, gomennasai. Tapi kami ga’ bisa terima pernyataan kalian masing-masing. Soalnya…. Soalnya….”jawabnya terputus, “kita berempat mengalami cinta berantai.”
“apa? Cinta berantai?” jawab mereka bersamaan, sambil memelototi Ria dan Krila.
“betul, karena….gue suka sama lo Ler, sedang lo malah nyatain perasaan ke Krila. Tapi sayangnya Krila kesemsem sama lo Ndi, and lo ga’ nyadar, malah nembak gue.” Jelas Ria panjang lebar dengan memperhatikan wajah kedua cowok tersebut yang make’ tampang bingung. Tapi akhirnya tawa mereka meledak.
“apa ada yang lucu?” Tanya Krila mulai angkat bicara karena sedikit jengkel dengan ulah mereka. “ga’ kok, tapi gue ga’ nyangka aja kalo kisah cinta kita begitu aneh dan menarik.”jawab Leri buru-buru sebelum Krila memberikan pukulannya kepada Leri.
“ya udah deh, berarti kita ga’ jodoh. Dan kita lebih ditakdirkan untuk menjalin persahabatan dan geng yang jadi idola di sekolah.”ucap Andi enteng yang disambut tawa riuh oleh ketiga temannya itu.
Dan setelah kejadian itu, ga’ ada lagi yang saling mengucapkan kata ‘watashi wa ai siteru’. Mereka jadi lebih seneng, karena tahu makna persahabatan sesungguhnya. Walaupun di dalam hati mereka masing-masing masih ada perasaan cinta yang besar, yang disembunyikan di lubuk hati yang paliiiiiiiiiiiing dalam. Karena cinta seseorang ga’ bisa dipaksain.
|
This entry was posted on 11/21/2008 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 comments:

On 28/11/08 , Anonim mengatakan...

nyoba lagi test koment,

 
On 28/11/08 , Anonim mengatakan...

Nah yang ini kayanya bisa bagus tuh

 
On 28/11/08 , Anonim mengatakan...

Coba deh sekali lagi penasaran nih

 
On 28/11/08 , Anonim mengatakan...

Udahlah ini yang terakhir perbaikan kolom komentar, kayaknya bagus juga